Sherlock Holmes: Skandal di Bohemia

Saat Dr. Watson yang baru saja menikah mengunjungi Holmes, seorang pengunjung lainnya tiba, memperkenalkan dirinya sebagai Count Von Kramm, agen dari seorang klien yang kaya raya. Bagaimanapun juga, Holmes dengan cepat mendeduksi bahwa dia sebenarnya adalah Wilhem Gottsreich Sigismond von Ormstein, Grand Duke dari Cassel-Felstein dan pewaris tahta Raja Bohemia. Menyadari bahwa Holmes telah membuka penyamarannya, sang Raja mengaku dan melepas topengnya.


Sang Raja bercerita bahwa ia sebenarnya sudah bertunangan dengan Clotilde Lothman von Saxe-Meiningen, seorang putri muda dari Skandinavia. Akan tetapi, lima tahun sebelumnya ia berhubungan dekat dengan seorang penyanyi opera dari Amerika bernama Irene Adler, saat wanita tersebut masih menjadi seorang prima donna di Imperial Opera di Warsawa, saat ini sudah pensiun dan menetap di London. Sang Raja takut mengingat kakunya prinsip keluarga tunangannya karena ketidakpantasan hubungan tersebut yang berakibat pernikahan mereka akan dibatalkan, maka sang Raja ingin mengambil kembali surat-suratnya dan sebuah fotonya bersama Adler yang telah ia kirimkan kepada wanita itu sebagai kenang-kenangan saat mereka masih berhubungan. Para agen sang Raja sudah berusaha untuk mengambil foto tersebut dengan berbagai cara, mulai dari merampok, mencuri barang bawaannya, dan mencegatnya. Tawaran sang Raja untuk membayar foto dan surat-surat tersebut juga sudah ditolak. Adler membalas dengan mengancam akan mengirim barang-barang tersebut langsung ke tunangan sang Raja, yang membuat Von Ormstein menganggap hal tersebut untuk mencegahnya menikahi wanita lain, maka jadilah ia mengunjungi Holmes dengan menyamar untuk meminta bantuannya mencari dan mengambil foto tersebut.



Foto tersebut dideskripsikan kepada Holmes dengan ukurannya yang sebesar lemari kecil (5½ x 4 inci) sehingga terlalu besar untuk dibawa langsung oleh seorang wanita. Sang Raja memberikan Holmes sebesar £1,000 (nilainya sekarang £92,500)untuk menutupi semua pengeluarannya, juga berkata bahwa ia "akan memberikan satu dari propinsinya" asalkan foto tersebut kembali. Holmes meminta Dr. Watson untuk bergabung bersamanya di 221B Baker Street jam 3 sore keesokan harinya.



Pagi berikutnya, Holmes pergi ke rumah Adler, menyamar sebagai pengangguran yang pemabuk. Ia mengetahui dari pekerja istal kuda lokal bahwa Adler sudah memiliki teman pria, seorang pengacara bernama Godfrey Norton dari Inner Temple, yang tiap hari berkunjung ke rumah wanita tersebut. Pada saat itu khususnya, Norton mengunjungi Adler, dan setelahnya berangkat ke gereja di St Monica di Jalan Edgware. Beberapa menit kemudian, Adler juga pergi ke tempat yang sama. Holmes membuntuti mereka dengan kereta dan saat tiba di tempat tujuan mereka, Holmes mendapati dirinya diseret masuk ke dalam gereja untuk menjadi saksi pernikahan Norton dan Adler. Yang mengherankan baginya, pasangan itu berpisah jalan setelah upacara pernikahan.



Sementara itu, Watson yang sudah menunggu Sherlock datang, dan saat Sherlock Holmes akhirnya tiba, ia malah mulai tertawa. Watson yang bingung bertanya apa hal lucu yang telah terjadi. Sherlock kemudian menceritakan kembali kejadian yang tadi dialaminya dan merasa situasi dan posisinya pada saat pernikahan itu hal yang lucu. Ia juga bertanya apabila Watson mau turut serta dalam rencananya untuk mencari tahu foto yang disembunyikan di rumah Adler. Watson setuju, dan Holmes kemudian berganti penyamaran lain sebagai seorang pendeta. Duo tersebut meninggalkan Baker Street menuju rumah Adler.



Saat Holmes dan Watson tiba, sekelompok pria pengangguran sedang berkumpul di jalanan depan rumah Adler. Saat kereta Adler tiba didepan rumahnya, Holmes menjalankan rencananya. Perkelahian terjadi antara kelompok pria di jalan yang ingin membantu Adler. Holmes bergegas maju dalam kerusuhan tersebut untuk melindungi Adler, dan tampaknya ia diserang hinnga terluka. Adler membawa Holmes ke ruang tamunya, sementara Holmes meminta wanita itu untuk membuka jendela rumahnya. Saat Holmes mengangkat tangannya, Watson yang mengenali sinyal yang sudah mereka atur sebelumnya, melempar pelontar asap yang biasa dipakai tukang pipa. Sementara asap memenuhi bangunan rumah Adler, Watson berteriak "API!" dan teriakan itu bergema hingga ke jalan.



Holmes menyelinap keluar rumah Adler dan memberitahu Watson apa yang telah dilihatnya. Seperti yang sudah Holmes harapkan, Adler segera berlari menuju tempat ia menyimpan barangnya yang paling berharga-foto dirinya bersama sang Raja, saat teriakan "api" terdengar. Holmes dapat melihat foto itu disimpan di ceruk belakang panel yang dapat digeser diatas tali bel. Ia tidak dapat mencurinya karena pada saat itu ia masih diawasi kusir kereta Adler. Ia menjelaskan semua hal ini pada Watson sebelum sosok pemuda dengan suara yang tak asing baginya mengucapkan selamat, dan sosok itu menghilang cepat di tengah keramaian.



Keesokan paginya, Holmes menjelaskan temuannya pada sang Raja. Saat Holmes, Watson dan sang Raja tiba di rumah Adler, pelayan wanita yang sudah tua memberitahunya Adler sudah bergegas pergi ke stasiun kereta Charing Cross. Holmes segera melacak tempat disembunyikannya foto itu, dan menemukan foto Irene Adler dengan gaun malamnya dan sebuah surat bertanggal malam sebelumnya yang ditujukan untuknya. Dalam surat itu, Adler mengatakan pada Holmes bahwa ia dengan cerdik telah menemukan foto itu dan berhasil membodohinya dengan samaran. Wanita itu juga memberitahukan bahwa ialah sosok pria muda yang telah menyapa selamat malam pada Holmes. Adler dan Norton telah meninggalkan Inggris, tapi Adler berjanji akan menyimpan foto itu hanya untuk memberinya perlindungan dan tidak menggunakannya untuk mencelakai sang Raja.



Sang Raja memuji betapa hebatnya Adler dengan mengatakan "Tidakkah dia dapat menjadi Ratu yang mengagumkan? Tidakkah menyedihkan dia tidak sederajat denganku?" Holmes menjawab kesal bahwa Nona Adler sesungguhnya berada di level yang derajatnya sangat jauh dari sang Raja (dengan artian wanita itu lebih tinggi - maksud yang tidak diketahui sang Raja). Saat ia menanyakan Holmes bagaimana cara ia dapat membayarnya, Holmes meminta foto Adler. Holmes menyimpannya sebagai kenang-kenangan akan kecerdasan Irene Adler dan bagaimana ia dapat dikalahkan oleh kecerdikan seorang wanita.

Comments